Sabtu, 12 Januari 2013

Metode Kecantikan Baru yang Kalahkan Operasi Plastik

Metode Kecantikan Baru yang Kalahkan Operasi Plastik

img 
- Hampir 50 persen orang di Indonesia yang ingin mengoreksi kekurangan wajah kini lebih memilih untuk menggunakan injeksi filler atau botoks dibandingkan operasi plastik. Sementara di luar negeri, khususnya negara Barat jumlahnya lebih banyak lagi, sekitar 70 persen pasien operasi plastik kini memilih beralih ke injeksi filler.

Sejak diperkenalkan beberapa tahun lalu, filler atau teknik 'mengisi' jaringan lunak kulit dengan gel asam hialuronat memang menjadi tren baru dalam proses koreksi wajah. Terlebih lagi setahun terakhir ini.

"Filler jaringan lunak kulit telah mengalami perkembangan pesat selama setahun terakhir," ujar dr. Olivia Ong, dipl. AAAM, ahli ilmu estetika medis dan anti-aging kepada wolipop di kliniknya di Jl. Terusan Hang Lekir, Jakarta Selatan, Kamis (11/01/2012).

Mengapa filler kini lebih populer dan disukai daripada operasi plastik atau pembedahan? Menurut Olivia, kepraktisan adalah salah satu alasannya.

Proses 'pengisian' biasanya hanya memakan waktu paling lama 30 menit dan hasilnya bisa langsung terlihat. Dalam sekejap, garis-garis ekspresi wajah seperti smiling line atau bunny line tampak memudar secara signifikan.

Bukan itu saja, filler juga bisa mengoreksi sehingga wajah terlihat lebih proporsional. Misalnya menyeimbangkan bentuk mata yang tidak simetris, membuat rahang persegi jadi lebih lonjong, memancungkan hidung atau meninggikan tulang pipi.

Tak seperti operasi plastik, filler tidak memerlukan 'recovery time' (perlu waktu untuk mengeringkan luka bekas sayatan, bengkak dan memar setelah operasi) sehingga setelah tindakan, pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasa.

"Zaman sekarang orang sangat sibuk, lebih banyak mobile dan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama. Filler pun jadi salah satu solusi untuk mempercantik wajah bagi mereka yang sibuk," tutur dokter berusia 31 tahun ini.

Di balik berbagai kelebihan, memang ada sedikit kekurangannya, yaitu efeknya tidak permanen. Jika ingin mempertahankan efeknya, pasien harus mere-touch filler setiap 6-12 bulan sekali. Hal ini karena asam hialuronat berangsur-angsur akan memudar seiring bertambahnya waktu. Namun menurut Olivia, ini juga yang menjadi pertimbangan banyak pasien untuk lebih memilih filler.

"Untuk estetika wajah, lebih baik pilih sesuatu yang tidak permanen karena era kecantikan selalu berubah. Misalnya dulu bentuk hidung kecil dianggap lebih cantik, tapi sekarang orang suka bentuk hidung yang lebih tinggi," ungkap Olivia.

Selain itu, faktor usia juga menjadi pertimbangan. Makin bertambah usia, kulit wajah juga semakin turun dan berkeriput. Jika dilakukan perubahan secara permanen, ketika sebagian besar wajah mengendur sementara bagian lain (yang dioperasi) masih terlihat kencang, tentu tampilannya akan tidak proporsional.

Injeksi filler ini, menawarkan koreksi wajah yang bisa dimodifikasi sesuai keinginan dan disesuaikan dengan usia. Kalaupun pasien tak ingin lagi menggunakannya, bisa berhenti kapan saja tanpa khawatir terjadinya efek samping yang membahayakan.

Permintaan akan filler lebih banyak untuk koreksi pada area mata dan wajah. Olivia menyebutkan, beberapa selebriti dunia pun sudah menggunakan prosedur injeksi ini untuk mempertahankan kecantikannya. Beberapa di antaranya Tom Cruise, Jennifer Lopez, George Clooney, Nicole Kidman dan Sharon Stone.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar