Semua orangtua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Maka
dari itu, mereka akan berubah menjadi lebih posesif ketika buah hatinya
berhubungan dengan pria yang tidak mereka sukai. Mengapa orangtua
semakin posesif saat tidak memberikan restu?
Menurut Psikolog
Klinis dan Forensik, Kasandra Putranto, orangtua menjadi posesif karena
tiga alasan, bisa berasal dari dirinya sendiri, pribadi anaknya, atau
tingkat kekhawatiran mereka. "Jadi pertama faktor pribadi, dua anak,
tiga tingkat kecemasan," papar wanita Kasandra saat diwawancarai oleh
wolipop di rumahnya, kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2013).
Berikut penjelasan mengenai tiga faktor tersebut.
1. Karakter Orangtua
Jika
orangtua cenderung otoriter, dia akan menilai segala sesuatunya menjadi
hak milik termasuk anak sehingga mereka sangat posesif. Mereka tidak
akan bertanya tapi langsung menuntut agar anaknya mau menuruti semua
kemauan orangtua. Berbeda dengan orangtua yang cukup demokratis.
"Karakter
seseorang mempengaruhi tingkat posesif, sebaliknya kalau karakternya
easy going, demokratis, dia akan mlihat anak bukan sebagai mlik, tapi
sebagai makhluk yang punya rasa, punya sikap, pikiran, dan dia punya
pemikiran sendiri yang bisa dikembangkan," jelas ibu tiga anak itu.
Namun
selain otoriter dan demokratis, ada pula orangtua yang menyerahkan
segala keputusan kepada anaknya karena telalu sayang atau malah tidak
peduli sama sekali dengan buah hatinya. Kedua karakter ini tidak bagus
untuk perkembangan anak kedepannya. Dari keempat karakter tersebut, yang
terbaik adalah orangtua demokratis karena mereka membebaskan anak
memilih tapi tetap memberikan berbagai pertimbangan sebelum melangkah.
"Orangtua
demokratis akan menilai anak sebagai suatu figur yang dewasa, muda, dan
perlu pembinaan ya tentu saja masih memberikan dasar-dasar pemikiran
agar anak mengerti tapi tetap memberikan keputusan kepada anak," tambah
Kasandra.
2. Kualitas Anak
Orangtua menjadi
posesif setelah tidak memberikan restu karena merasa kualitas anaknya
belum bisa dipercaya untuk menjalin hubungan dengan seorang pria.
"Orantua
melihat dari tingkat kualitas, anak ini memang tidak cukup dapat
diandalkan, tak dapat dipercaya, kalau anaknya tak mampu, orangtua akan
membela sekuat tenaga supaya jangan sampai (terjadi hal buruk)," tandas
pendiri Kasandra & Associates itu.
Ia mencontohkan, bila
anaknya emosional dan merasa bahwa kekasihnya juga memiliki sifat
tempramental tentu orangtua tidak akan mengizinkan sekalipun ia
merupakan orangtua demokratis. Orangtua hanya ingin buah hatinya
mendapatkan yang terbaik.
"Orangtua akan berusaha semaksimal mungkin jadi kelihatan posesif demi (memberikan yang terbaik untuk anak)," ujarnya.
3. Tingkat Kecemasan
Orangtua
menjadi posesif karena merasa cemas. Tingkat kekhawatiran tersebut
cenderung membuat orangtua lebih posesif karena mereka tahu anaknya
sedang dekat dengan seorang pria yang tidak disetujui oleh mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar